BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Setiap manusia memiliki golongan darah yang berbeda – beda. Ada yang bergolongan darah A , B , AB dan O. Mengetahui golongan darah mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting. Misalnya dalam keadaan genting, tiba – tiba kita membutuhkan darah maka kita tidak perlu repot – repot karena kita sudah mengetahuinya. Golongan darah tersebut dapat diketahui melalui tes golongan darah. Selain itu, setiap orang juga memiliki waktu koagulan atau waktu pembekuan darah yang berbeda – beda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Dan setiap orang juga memiliki tensi yang berbeda – beda pula. Tensi manusia dewasa yang normal adalah 120/80. dalam percobaan kali ini kita akan mencoba untuk mengetahui itu semua yaitu mngetahui golongan darah, waktu koagulan dan tensi.
Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakan pada sebuah slide mikroskop Setetes serum yang mengandung aglutinin anti-A ( dari darah golongan B ) diteteskan pada salah satu tetes darah,sedangkan tetes serum yang mengandung aglutinin anti-B ( dari darah golongan A ) diteteskan pada tetes darah lainya.
a. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah,maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A ( golongan darah A )
b. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B ( golongan darah B )
c. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi induvidu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B ( golongan darah AB )
d. Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi,maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen ( golongan darah O )
I.2. Tujuan
Untuk mengetahui cara pemeriksaan golongan darah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.menurut K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit (sel darah merah) seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4 golongan yaitu sebagai berikut:
- Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
- Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
- Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
- Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Sebelum lahir,molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibody pasangannya,yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.
1. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut aglutinin
2. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.
2. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen ((antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma.
1. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B
2. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A
3. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B,tetapi tidak mengandung aglutinin anti-A atau anti-B
4. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A dan aglutini-B Penggolongan darah penting dilakukan sebelim transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah.
Contoh gambar hasil pengamatan
Bagaimana menentukan golongan darahnya? ambil satu contoh baris ke-dua. Perhatikan urutan sampelnya dari kiri ke kanan:
- diberi anti Rhesus : menggumpal
- diberi anti A : tidak menggumpal
- diberi anti B : menggumpal
- diberi anti AB : menggumpal
Kesimpulannya,sang pemilik darah bergolongan darah B Rh+ (golongan B dan golongan Rhesuspositif).
Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:
Golongan | aglutinogen (antigen) pada eritrosit | aglutinin (antibodi) pada plasma darah |
A B AB O | A B A dan B - | b a - a dan b |
- Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan)
- Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan)
- Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi (penggumpalan)
- darah + anti Rhesus = aglutinasi -----> terdapat antigen Rhesus -----> gol Rh+
- darah + anti A= aglutinasi -----> terdapat aglutinogen A -----> gol A
- darah + anti B= aglutinasi -----> terdapat aglutinogen B -----> gol B
Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan juga tidak masalah. cara penggolongan darah
Sistem Rh
Adalah kelompok antigen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberinama berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh.
Adalah kelompok antigen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberinama berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh.
a. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh positif. Jika faktor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negatif. Individu dengan Rh positif lebih banyak dari pada Rh negatif.
b. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO di mana individu ber-Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.
c. Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber-Rh positif maka aglutininya anti-Rh akan diproduksi. Walau tranfusi awal tidak membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.
d. Eritoblastosis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir,dapat terjadi setelah kehamialnan pertama ibu ber-Rh negatif dengan janin ber-Rh positif
a. Pada saat lahir ( atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar beberapa antigen Rh positifjanin sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk menolak antigen tersebut
b. Jika antibodi lawan faktor Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan selanjutnya,antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi yang mengalaminya akan terlahir dengan anemia
c. Pencegahan. Jika ibu ber-Rh negatif mendapat injeksi antibodi berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan,keguguran,atau setelah abortus janin ber-Rh positif, maka antigen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anyibodi lawannya.
a. Pada saat lahir ( atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar beberapa antigen Rh positifjanin sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk menolak antigen tersebut
b. Jika antibodi lawan faktor Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan selanjutnya,antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi yang mengalaminya akan terlahir dengan anemia
c. Pencegahan. Jika ibu ber-Rh negatif mendapat injeksi antibodi berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan,keguguran,atau setelah abortus janin ber-Rh positif, maka antigen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anyibodi lawannya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum fisioologi dilakukan pada hari jum’at, 18 November 2011 pada pukul 13.20 WIB di laboratorium Biologi jurusan tadris MIPA Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Ø Alat: Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass),Kapas,Alkohol 70 %,Blood lancet steril (disponsable),Tusuk gigi beberapa batang.
Ø Bahan: Anti A, Anti (B), Anti (AB), Anti (D), Darah kapiler atau vena
3.3 Cara Kerja
1. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1 – 4
2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%
3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar
4. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor
5. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa yang terjadi.
6. pLakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serum anti Rhesus.
7. Bandingkan bahan setiap belahan gelas objek dengan gambar yang tersedia yang diperlihatkan kedua macam reaksi, apa terjadi penggumpalan atau tidak. Pengamatan dilakukan dengan mata telanjang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Data hasil pengamatn dalam praktikum Fisiologi Hewan tentang pemeriksaan golongan darah adalah;
No | Nama Siswa | Gol. Darah | No | Nama Siswa | Gol. Darah |
1. | M.Osen | O | 21. | Siti chodijah.P | O |
2. | Muji yanto | B | 22. | Yunita anggraini | A |
3. | Mussiah | B | 23. | Sri astute | B |
4. | Nova yulita sari | B | 24. | Tri bintang P | O |
5. | Nurhasanah | B | 25. | Okta septi hariani | B |
6. | Rafika agustina | A | 26. | Rika wijayanti | B |
7. | Reri parina | B | 27. | Wiji adchiyanti | O |
8. | Reslana | A | 28. | Nyayu umi habsa | A |
9. | Umi latifah | A | 29. | Devi ladespa | O |
10. | Tiara aditya | O | 30. | Yeni oktavia | O |
11. | Yumi mareta C | O | 31. | Yayan kusuma | A |
12. | Yuli Novitasari | B | 32. | Toriq alfarabi | O |
13. | Wilda triani | O | 33. | Yudi setiawan | B |
14. | Yevi mandasari | O | 34. | Yatno | AB |
15. | Ropikotul adawiya | O | 35. | Fauzan aliksan | O |
16. | Ica lindia | O | 36. | Tito nurseha | B |
17. | Sefti yanty | O | 37. | Vreny pratini | A |
18. | Ummu haniyah | AB | 38. | Rona desnisti | AB |
19. | Putri aulia p.w | O | 39. | Samsia | O |
20. | Lidya kandau | A |
4.2 Pembahasan
Dari table diatas maka didapatkan hasil sebagi berikut:
· Golongan darah A sebanyak 8 orang
· Golongan darah AB sebanyak 3 orang
· Golongan darah B sebanyak 11 orang
· Golongan darah O sebanyak 17 orang
Dari kelas biologi 2 yang berjumlah 39 orang kebanyakan golongan darah O
yaitu yang berjumlah 17 orang, ini dikarenakan factor bawaan atau keturunan dari orang tua masing-masing dimana domina darah orang tua berdarah O,
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak | |||||
Ibu | Ayah | ||||
O | A | B | AB | ||
O | O | O, A | O, B | A, B | |
A | O, A | O, A | O, A, B, AB | A, B, AB | |
B | O, B | O, A, B, AB | O, B | A, B, AB | |
AB | A, B | A, B, AB | A, B, AB | A, B, AB |
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penelitiaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa mahasiswa Biologi 2 yang bergolongan darah A sebanyak 8 orang, yang bergolongan darah AB sebanyak 3 orang, yang bergolongan darah B sebanyak 11 orang dan mahasiswa yang bergolongan darah O sebanyak 17 orang. Dari seluruh mahasiswa kelas biologi 2 yang berjumlah 39 orang kebanyakan mahasiswa bergolongan darah O yaitu yang berjumlah 17 orang.
5.2. Saran
1. Siswa lebih berhati-hati dalam pengambilan darah agar tidak terjadi kecelakaan / luka.
2. Saat penetesan anti serum, ujung pipet tidak boleh ditempelkan ke sampel darah.
3. Sebelum dan sesudah pengambilan darah, terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70% agar tidak terkena infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar